Info PK - PLK

Info PK - PLK

Pengertian Program Pembelajaran Individual (PPI)

Progam pengajaran saat siswa belajar sesuai dengan kemampuan, cara dan kecepatannya sendiri hingga ia mampu menguasai bahan pelajaran dengan perhatian, bantuan dan tindakan tertentu.
PPI membutuhkan kerja sama :
    1.  Siswa
    2.  Orangtua
    3.  Guru ( guru kelas & GPK)
    4.  Tenaga profesional lainnya


Perbedaan  PPI  dan  RPP

Hal yang harus dipertimbangkan Penyusunan PPI harus mempertimbangkan :
  1. Tujuan pengajaran
  2.  Pelayanan pendukung 
  3.  Pelayanan pendukung Kurikulum pendukung : penggunaan alat bantu mengajar, materi yang mudah diakses Kurikulum tambahan : pelayanan pendukung yang terkait dengan kebutuhan masing-masing siswa, misal: tuna netra memerlukan braille, tuna rungu membutuhkan bahasa isyarat, tunadaksa membutuhkan terapi wicara dan terapi okupasi.
  4.  Metode (strategi atau cara) yang akan dipilih guru untuk menyampaikan bahan pembelajaran, misal: meminta penjelasan, mengajak siswa untuk melakukan penelitian sederhana.
  5.  Penyesuaian kurikulum berdasarkan kebutuhan siswa
  6.  Metode guru membimbing dan mengevaluasi
Tahap penyusunan PPI :
  1. Mempelajari profil siswa untuk mendapatkan informasi mengenai kemampuan siswa secara umum;
  2.  Menentukan kemampuan pembelajaran paling mendasar yang perlu ditingkatkan;
  3. Menentukan kekuatan dan kelemahan siswa terhadap pokok bahasan/materi/mata pelajaran tertentu (Kemampuan yang dimiliki saat ini) ;
  4.  Menentukan tujuan umum (kompetensi dasar);
  5.  Membuat tujuan spesifik (indikator);
  6.  Menyusun kegiatan pembelajaran (materi, metode, media, evaluasi);
  7.  Menentukan alokasi waktu, tempat dan pihak yang terlibat.
Penilaian 

Lakukan penilaian secara kualitatif untuk mengukur tingkat perubahan/perkembangan, misal :
  •  bantuan penuh
  •  bantuan verbal
  •  bantuan gesture
  •  tanpa bantuan/mandiri

Setiap proses harus dilakukan dan diikuti perkembangannya oleh berbagai pihak. Program PPI biasanya disusun bersama beberapa pihak yang terlibat dalam proses pembelajaran.




dikutib dari: Agoes  a. rakhman


Makna Pendidikan Khusus

Pendidikan Khusus: layanan (services) yang dilakukan untuk menghilangkan hambatan belajar dan hambatan perkembangan yang spesifik (akibat disabilitas dan keberbakatan)  agar kebutuhan belajar akibat dari hambatan itu dapat dipenuhi.  

Fungsi Pendidikan Khusus
Fungsi Preventif: upaya mencegah agar hambatan yang dialami oleh seorang individu tidak meluas, bahkan hambatan tsb dihilangkan.

Fungsi kompesasi: upaya/tindakan untuk menganti atau mengalihkan fungsi yang rusak atau hilang dengan fungsi yang lain

Fungsi intervensi: membangun kompetensi/kecakapan yang seharusnya dimiliki oleh individu yang mengalami hambatan

Pendidikan Khusus sebagai Ilmu Sebuah ilmu pengetahuan harus memiliki tiga syarat:
Aspek ontologi : objek yang dipelajari
Epistimologi      : metoda/cara  untuk mengetahui pengetahuan
Aksiologi          : kegunaan manfaat dari pengetahuan itu

Ontologi
Objek formal : individu yang mengalami hamabatan belajar dan hambatan perkembangan
Objek material: indivdidu 

Epistimologi
bagaimana pendidikan khusus dapat diketahui: metode riset dalam pendidikan khusus

Aksiologi
Pendididikan khusus digunakan untuk melayani pendidikan anak yang mengalami hambatan belajar dan hambatan perkembangan agar mereka dapat berkembang optimal. Secara aksiologi PKh berfungsi: Preventif, Kompensasi, dan Intervensi.

Prinsip
  • Menerima dan menghargai perbedaan
  • Layanan/services fokus pada hambatan dan kebutuhan individu
  • Mengakomodasi keunikan/kekhususan individu ke dalam sistem lingkungan

Kenapa Anak Laki-laki Terlambat Bicara?

Sejumlah riset dan fakta di lapangan menunjukkan bahwa bayi perempuan umumnya cenderung lebih cepat berbicara ketimbang bayi laki-laki. Apa penyebabnya?

Hal ini rupanya diduga disebabkan oleh kadar hormon testosteron yang tinggi pada janin. Ya, sebuah riset teranyar menemukan bahwa bayi laki-laki yang terpapar testosteron (kadar yang tinggi) di dalam janin dua kali lebih mungkin mengalami keterlambatan perkembangan bahasa.

"Diperkirakan, 12 persen balita mengalami penundaan yang signifikan dalam perkembangan bahasa mereka," kata Andrew Whitehouse, associate professor dari Perth Telethon Institute for Child Health Research.
"Perkembangan bahasa bervariasi di antara individu. Anak laki-laki umumnya cenderung lebih lamban ketimbang anak perempuan," tambah Whitehouse, yang memimpin penelitian.

Whitehouse mengatakan, sangat penting untuk menjelaskan apa sebenarnya yang menyebabkan perbedaan keterlambatan perkembangan bahasa antara anak laki-laki dan perempuan. Ia dan rekan menduga bahwa hal ini mungkin ada hubungannya dengan paparan hormon testosteron.

Untuk mengetahuinya, peneliti mengukur kadar testosteron dalam darah tali pusat dari 767 bayi baru lahir, sebelum memeriksa kemampuan bahasa mereka di tahun pertama, kedua dan ketiga. Hasil penelitian menunjukkan, anak laki-laki dengan tingkat tinggi testosteron dalam darah tali pusat, dua sampai tiga kali lebih mungkin mengalami keterlambatan bahasa. Janin laki-laki diketahui memiliki 10 kali tingkat sirkulasi testosteron ketimbang perempuan.

Namun efek yang berlawanan ditemukan pada anak perempuan, di mana tinggi tingkat testosteron dalam darah tali pusat dikaitkan dengan penurunan risiko keterlambatan bahasa (berbicara).

Sebelumya, sudah ada studi skala kecil yang meneliti hubungan antara kadar testosteron dalam ketuban dan perkembangan bahasa. Namun peneliti mengklaim bahwa temuan ini sebagai yang pertama dan terbesar di mana mengeksplorasi hubungan antara darah tali pusat dan keterlambatan bahasa dalam tiga tahun pertama kehidupan. Riset dipublikasikan dalam Journal of Child Psychology and Psychiatry.

Atasi Anak Lambat Bicara Dengan Terapi Sederhana

Selain kurang stimulasi, keterlambatan bicara pada anak juga terjadi karena beberapa faktor. Di antaranya, orangtua menerapkan bilingual di rumah, adanya keterlambatan di aspek lain, gangguan sensori, dan gangguan pendengaran.

Stimulasi tepat pada otot lidah dan mulut juga turut mendukung kemampuan bicara,otot mulut dan lidah membantu bicara terutama pengucapan huruf mati atau konsonan. Jika anak cadel, biasanya otot lidah atau otot untuk mengunyah kurang berfungsi dengan baik.kalau anak mengalami gangguan bicara, beberapa aktivitas sederhana di rumah bisa dipraktikkan untuk membantu mengatasinya.

Memperdengarkan lagu anak ciptaan AT Mahmud bisa menjadi salah satu caranya. Lagu-lagu anak ini sangat sederhana. Anak bisa membeo, dan secara perlahan anak bisa menggunakan kata-kata yang ia sering dengar dari lagu tersebut.

Aktivitas lain di rumah bisa dilakukan untuk mengatasi anak yang terlambat bicara, di antaranya :

* Matikan televisi saat tidak ditonton. Suara televisi mengganggu konsentrasi anak mendengar percakapan.

* Ajari anak bahasa isyarat.

* Gunakan flash card bergambar sederhana, dan minta anak sebutkan dan mengulangi apa yang dilihatnya. 

* Berlatih meniup sedotan misal meniup kapas di meja. Cara sederhana ini membantu menguatkan otot wajah dan mulut yang banyak digunakan saat bicara. Anak juga bisa dilatih dengan minum menggunakan sedotan.Pilihkan sedotan unik sehingga anak merasa tertarik melakukan aktivitas ini.

* Taruh benda kesukaan di luar jangkauan, sehingga anak terpancing bicara meminta bantuan untuk mengambilnya. Ajarkan anak meminta bantuan menggunakan bahasa isyarat dan ajarkan cara pengucapannya.

* Selalu puji anak saat berusahaan atau berhasil melakukan berbagai aktivitas tersebut.

KODE BIDANG STUDI YANG BISA MENGAJAR PADA SEKOLAH LUAR BIASA (SLB)

Berikut ini Kode Bidang Studi Sertifikasi yang dapat mengajar pada Satuan Pendidikan (Sekolah) Luar Biasa.

Guru Kelas :
Tahun SertifikasiKode Bidang StudiNama Bidang Studi
2007800Guru Pendidikan Luar Biasa
2008800Guru Pendidikan Luar Biasa
2009027Guru Kelas SD/MI/SDLB
2010027Guru Kelas SD/MI/SDLB
2011800Guru Kelas SDLB
2012800Guru Kelas SDLB
2013800Guru Kelas SDLB

Guru Mata Pelajaran

Tahun SertifikasiKode Bidang StudiNama Bidang Studi
2009 sd. 2013217Guru Seni Budaya SD/MI/SDLB,SMP/MTs/SMPLB;SMA/MA/SMALB;SMK/MAK

220Guru Penjas SD/MI/SDLB,SMP/MTs/SMPLB;SMA/MA/SMALB;SMK/MAK

157Guru Bahasa Inggris SD/MI/SDLB,SMP/MTs/SMPLB;SMA/MA/SMALB;SMK/MAK

154Guru PKn SD/MI/SDLB,SMP/MTs/SMPLB;SMA/MA/SMALB;SMK/MAK

180Guru Matematika SMP/MTs/SMPLB;SMA/MA/SMALB;SMK/MAK

156Guru Matematika SMP/MTs/SMPLB;SMA/MA/SMALB;SMK/MAK

097Guru IPA SMP/MTs/SMPLB/SMALB

100Guru IPS SMP/MTs/SMPLB/SMALB

810Guru Bimbingan dan Konseling SMP/MTs/SMPLB;SMA/MA/SMALB;SMK/MAK

Sumber : Buku Panduan Penetapan Peserta Sertifikasi Guru Tahun 2007 sd 2013
Back To Top